Antara Pele dan Paus Benediktus
Di pengujung tahun 2022 masyarakat dunia dikejutkan oleh berita duka atas wafatnya dua manusia hebat yang hampir bersamaan: Pele dan Paus Benediktus XVI. Pele meninggal pada 29 Desember 2022 di RS Israelita Albert Einstein, Sao Paolo, Brasil dan Paus Benediktus XVI meninggal pada 31 Desember 2022 di kediaman resminya di Vatikan. Pele tutup usia di umur 82 tahun. Kondisi Pele memang sudah menurun sejak 2021 akibat komplikasi kanker yang menggerogoti tubuhnya. Sedangkan Paus Benediktus meninggal di usia 95 tahun akibat usia lanjut. Lalu apa persamaan dan perbedaan di antara keduanya?
Keduanya bisa disebut manusia hebat dalam hidup masing-masing. Pele di lapangan hijau. Paus Bendiktus di gereja. Melalui kaki ajaibnya, Pele menjadi legenda sepak bola dunia. Dikutip dari Wikipedia, ditemukan selama berkarier sebagai pemain sepak bola, Pele, yang bernama asli Edson Arantes do Nascimento, dan lahir dari keluarga miskin di bagian tenggara Brasil pada 23 Oktober 1940, berhasil mengantarkan Brasil menjadi Juara Dunia sebanyak tiga kali, yaitu tahun 1958 di Swedia, 1962 di Chili, dan 1970 di Meksiko.
Berkat keberhasilannya, Pele mendapatkan jukukan O Rei atau Sang Raja. Brasil pun menjadi salah satu negara kiblat sepak bola dunia. Kepergian Pele untuk selamanya tidak mengahapus namanya dari pesohor sepak bola. Pun tidak menghapus ingatan orang tentang nomor punggungnya 10. Melalui sepak bola, Pele menjadi menjadi salah satu manusia paling terkenal di planet bumi. Menurut Asosiasi Sepak Bola Brasil, sepanjang kariernya (1956-1977), Pele berhasil memasukkan 1.283 gol dalam 1.367 pertandingan. Fantastis. Nama “Pele” begitu membekas sangat dalam di hati penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Pele sudah menunjukkan bakat sepak bola sejak berusia 11 tahun dan mulai bermain di klub-klub kecil di daerahnya. Adalah Waldemar de Brito, pemain utama sepak bola Brasil, yang berjasa mengantarkan Pele menjadi pemain top. Setelah melihat bakatnya bermain bola, Brito mengenalkan Pele ke direktur skeptis di Santos. Itulah titik awal jalan hidup Pele yang di masak kecilnya dalam kemiskinan. Bahkan Pele sempat bekerja menjadi tukang semir sepatu.
Setelah pensiun tahun 1977, Pele tetap berjuang dalam sepak bola tetapi tidak sebagai pemain, melainkan duta sepak bola internasional. Tugasnya mempromosikan permainan sepak bola indah ke seluruh dunia. Tugas ini diembannya sepanjang hidupnya dengan melakukan lawatan ke berbagai negara. Di negara-negara yang dikunjungi Pele melakukan pertandingan sepak bola persahabatan. Pele berhasil dalam mengangkat citra sepak bola sebagai olahraga paling populer di dunia. Sebagai penghargaan, pemerintah Brasil menunjuknya sebagai menteri olahraga pada tahun 1995 – 2001.
Menariknya, sepanjang kariernya Pele tidak pernah bermain di klub-klub sepak bola profesional di negara lain. Dia hanya bermain di negerinya. Melalui tindakanya, Pele telah menanamkan nilai patriotisme kepada bangsanya melalui sepak bola. Pele tidak tergiur dengan tawaran-tawaran untuk bermain di klub-klub profesional yang gajinya dipastikan sangat tinggi. Pele menyukai Brasil, negeri yang melahirkan dan membesarkannya. Ia menginspirasi masyarakat Brasil di mana setiap orang tua yang memiliki anak laki-laki menginginkan anaknya menjadi pemain sepak bola seperti Pele. Diakui oleh Presiden Brasil, Bolsonaro, karena Pele Brasil menjadi terkenal di seluruh dunia.
Tidak hanya mempromosikan sepak bola, Pele juga menyerukan perdamaian dunia. Dia dekat dengan masyarakat. Melalui sepak bola, Pele menyatukan dunia. Mantan Presiden AS Bill Clinton menyebut Pele tidak hanya legenda sepak bola, tetapi juga ikon kemanusiaan global. Dia memberdayakan anak-anak yang kehilangan haknya dan menjadi inspirasi generasi muda di seluruh dunia untuk maju.
Lalu bagaimana Paus Benediktus XVI? Paus yang bernama asli Joseph Alosius Ratzinger, lahir pada 16 April 1927 di Jerman adalah pejuang kemanusiaan lewat gereja. Dia menjadi pemimpin gereja dan umat Katolik sedunia. Seumur hidupnya diabdikan untuk melayani umat lewat gereja. Paus yang seorang filsuf dan profesor teologi mengundurkan diri dari jabatan Paus pada 2013 karena alasan kesehatan dan menjadi Paus Emeritus. Setiap pesannya yang disampaikan menjelang Natal tiap tahun selalu menyelipkan perdamaian dunia.
Paus berharap pemimpin dunia dan umat manusia berkehendak baik untuk menghadirkan perdamaian bagi umat manusia. Dikutip dari Kompas (2/1/2023), Paus menyatakan “Saya yakin, rasa hormat terhadap pribadi manusia mendorong terwujudnya perdamaian, dan dalam membangun perdamaian, fondasi diletakkan pada humanisme integral yang otentik. Dengan ini, masa depan yang damai dapat disiapkan bagi generasi mendatang.” Ungkapan Paus dalam dan penuh makna. Paus memandang manusia sebagai jantung perdamaian. Menurutnya, setiap manusia memiliki martabat sebagai seorang pribadi yang harus dihormati. Dia bukan hanya sesuatu, tetapi seseorang yang mampu mengenal diri sendiri, menguasai diri dan memberikan diri secara bebas, dan masuk ke dalam persekutuan dengan orang lain.
Di setiap pidatonya, Paus mengajak masyarakat dunia menyudahi perang dan perselisihan. Paus meminta masyarakat memerhatikan warga di negara-negara yang sampai saat ini berkecamuk perang, seperti di Afganistan, Yaman, Suriah, Lebanon, Israel-Palestina, Haiti, Nigeria, dan Myanmar. Karena kepeduliannya pada kemanusiaan dan perdamaian, andai masih menjabat sebagai Paus, saya beliau akan menemui Presiden Russia Putin dan Presiden Ukraina Zelenskyy agar menyudahi perang sehingga masyarakat di dua negara itu bisa hidup damai.
Kini Pele dan Paus Bendediktus XVI telah tiada. Tugas keduanya di dunia telah berakhir. Selesai sudah penziarahan mereka sebagai manusia hebat di panggung dunia. Pele menyatukan dunia melalui sepak bola dan Paus melalui gereja. Keduanya merupakan objek berbeda, tetapi ‘perdamaian’ bisa diseru dari mana dan melalui apa saja. Perdamaian yang engkau berdua serukan memang belum sepenuhnya terwujud. Dunia masih diselimuti kecamuk, perselisihan, konflik dan perang. Tapi saya yakin penerusnya akan melakukan hal yang sama. Selamat jalan Pele dan Paus Benediktus XVI. Jasamu berdua tak terlupakan oleh manusia seluruh dunia sepanjang masa!
_______________
Malang, 2 Januari 2023.
Recent Comments